Renungan Hari Minggu Biasa XV : “Yesus Memanggil Dan Mengutus Mereka’

Oleh Daniel Boli Kotan

Bacaan; Am.7: 12-15; Ef.1: 3-14; Mrk. 6: 7-13.

Panggilan dan perutusan adalah sebuah kepercayaan. Yesus memanggil para murid-Nya berarti Yesus telah mengenal setiap pribadi dengan latar belakangnya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Panggilan itu adalah sebuah kepercayaan yang sepenuhnya diberikan untuk menjalankan kehendak dan tugas yang dipercayakan kepadanya. Yesus tahu siapa yang Ia panggil. Orang yang menerima panggilan dituntut keterbukaan dan kerelaan hati dan penuh kebebasan menjawab panggilan itu. Dan ketika ia menjawab panggilan dan bersedia mengikuti panggilan itu berarti ia menerima kepercayaan sekaligus tanggungjawab untuk melaksanakan tugas perutusannya. Selanjutnya adalah tanggungjawab dan urusan yang memanggil, termasuk menjadi jaminan bagi orang yang dipanggilnya.

Para murid kemudian dibekali dengan segala ajaran dan perintah, dilengkapi dengan kuasa yang diberikan, merekapun diutus. Menjalankan perutusan adalah menjalankan kepercayaan yang diberikan oleh yang mengutus. Berbagai syarat atau ketentuan yang harus diikuti oleh para murid yang diutus. Situasi medan perutusan sudah sangat dikenal baik oleh Yesus, karena itu Ia mengingatkan mereka dengan pesan-pesan penting. Ada banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi, bahkan seperti domba ke tengah serigala ganas. Mereka harus yakin dan percaya bahwa di tengah tantangan dan kesulitan Yesus selalu jadi jaminan. Pesan Yesus jelas. Yang diwartakan adalah berita tentang pertobatan. Mereka harus mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Singkatnya, menjadi duta cinta, pembawa kabar baik, kabar damai, kabar sukacita, menjadi Injil yang hidup. Satu sikap yang mutlak dituntut dari kita adalah iman. Yesus tidak menghendaki kita sibuk dengan bekal-bekal atau apa saja untuk menjalankan perutusan itu. Yang diperlukan adalah iman yang benar, harapan yang teguh dan kasih yang sempurna.

Panggilan dan perutusan itu berlaku juga bagi kita. Selain panggilan umum menjadi bapa dan ibu keluarga, atau sebagai apa saja, juga ada panggilan khusus untuk menjadi imam, suster, frater, bruder. Panggilan ini perlu selalu kita doakan, agar banyak orang terpanggil untuk itu. Menjawabi panggilan itu dengan kerendahan hati, kerela-sediaan atau kemauan, keterbukaan untuk menerima sapaan Allah dan siap diutus ke mana saja. Panggilan dan perutusan itu adalah kepercayaan, maka semoga kita terus memohon rahmat panggilan itu agar semakin banyak orang muda yang mau dan rela menjawabi panggilan ini. Semoga keluarga-keluarga sungguh menjadi seminari dasar bagi bertumbuh dan berkembangnya panggilan-panggilan itu, dan juga semoga keluarga-keluarga merelakan anak-anaknya untuk panggilan khusus ini. Kita semua menerima panggilan dan perutusan ini. Kita menerima kepercayaan yang diberikan Tuhan untuk terus mewartakan dan mengalami pertobatan, dan mengusir setan-setan yang menghalangi karya perutusan ini, dan semakin banyak orang disembuhkan dan diselamatkan. Kita pun dipanggil dan diutus oleh-Nya. Karena itu, untuk menjadi utusan Allah, kita pertama-tama mau mengandalkan Dia sepenuhnya. “Sebab didalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya”.**

Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Umat yang mau memberi kolekte dapat melalui scan QR berikut (aplikasi OVO, DANA dan aplikasi lainnya) atau transfer ke rek BCA atas nama PGPM PAROKI HATI KUDUS MNGKPLS dengan nomor rekening 8615240814
Atau dapat juga melalui kantong kolekte di Gereja (harap uang kolekte tidak di remas-remas)
Terima kasih atas persembahan Bpk/Ibu seluruh umat 🙏