
Editor: Yuliana Sabarina
Pada tanggal 24 Desember 1988, saya pertama kali menginjakkan kaki di Mangkupalas. Saat itu, Gereja Hati Kudus Yesus belum berdiri. Di sana hanya ada gunung. Namun, semangat kami untuk membangun rumah Tuhan tidak pernah surut.

Ketika itu, para pemuda-pemudi (Mudika) yang kini dikenal sebagai Orang Muda Katolik (OMK) masih disebut sebagai Komunitas Kaum Muda Katolik (Komka). Mereka yang belum bekerja, datang untuk membantu proses pembangunan. Kami bergotong-royong mengangkut tanah dari daerah terdekat untuk menimbun lahan yang ada sehingga menjadi rapi dan bersih. Dengan penuh kerja keras, kami mendirikan pondok sederhana dari kayu sepitan (sebetan kayu) dan daun nipah. Di sinilah gereja kecil kami mulai terbentuk.
Selama bertahun-tahun, gereja kami berkembang. Kami menerima banyak bantuan dari berbagai pihak, dan para pastor paroki yang datang silih berganti memberikan bimbingan dan semangat. Pastor Aloysius Rubidi adalah pastor paroki pertama yang memimpin kami. Setelahnya, datang Pastor Aloysius Lioe Fut Khin, Pastor Moses Komela Avan, Pastor Wilfridus Samdirgawijaya, Pastor Yohanes Ola Keda, Pastor Thomas Toang, Pastor Kladius Sani Sapo, dan yang terbaru, Pastor Benedictus Indrapraptana. Mereka semua memberikan warna tersendiri dalam perjalanan iman kami.

Sebagai seorang pelayan Tuhan yang melayani di bagian liturgi dan Sekami, banyak kenangan manis yang tertoreh dalam hati saya. Mulai dari menyusun tata liturgi, membimbing anak-anak Sekami, hingga mempersiapkan misa khusus (harian, mingguan, perniakahan,dll). Ada suka dan duka yang saya alami, namun setiap tantangan selalu membuat saya semakin dekat dengan Tuhan.
Setiap Natal, Paskah, dan perayaan hari besar lainnya, saya merasa sangat bersyukur bisa ikut ambil bagian. Melihat umat yang datang dengan penuh sukacita, melihat anak-anak yang tumbuh dalam iman, semua itu memberikan kebahagiaan yang tak terhingga. Ketika gereja HKY akhirnya berdiri megah, saya merasakan kebanggaan dan haru yang mendalam. Gereja yang dulunya hanya pondok sederhana kini telah menjadi rumah Tuhan yang indah dan kokoh, berkat kerja keras dan doa kami semua.

Selama 25 tahun ini, saya belajar bahwa pelayanan bukan hanya tentang apa yang bisa kita berikan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa saling mendukung dan menguatkan dalam iman. Setiap saat saya selalu berpasrah pada Tuhan, percaya bahwa apa yang terjadi adalah kehendak-Nya. Dengan begitu, saya bisa menjalani setiap hari dengan tenang dan penuh syukur.
Demikianlah sekelumit kenangan dan pengalaman saya selama melayani di Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas. Saya berharap, cerita ini bias menjadi inspirasi dan pengingat akan betapa indahnya kebersamaan dalam membangun rumahTuhan.
Terimakasih. Rosalina Tipa Pasau

Leave a Reply